Rabu, 02 Juni 2010

Mahmud Zahar, Soal Kekejaman Israel


TEMPO Interaktif, Jakarta - Israel kembali mempertontonkan kebiadabannya dengan menyerang rombongan misi kemanusiaan di wilayah perairan internasional di Laut Tengah, sekitar 65 kilometer dari Jalur Gaza. Insiden di atas kapal Mavi Marmara itu menewaskan 19 orang dan mencederai 36 lainnya.

Mavi Marmara merupakan bagian dari empat kapal barang dan empat kapal penumpang yang berlayar menuju Gaza. Sekitar 800 pegiat perdamaian, dokter, dan 40 anggota parlemen dari 40 lebih negara, termasuk 12 dari Indonesia, berangkat ke sana membawa 10 ribu ton bantuan bagi warga Gaza, yang wilayahnya sudah diblokade Israel selama tiga tahun terakhir.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa langsung menggelar sidang darurat atas permintaan Turki dan Libanon. Unjuk rasa dan kecaman muncul dari pelbagai pihak. Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama pun menyesali kejadian itu.

Pemimpin sekaligus pendiri Hamas di Jalur Gaza, Mahmud Zahar, menilai tragedi itu makin memperburuk kredibilitas negara Zionis itu di mata masyarakat internasional. Berikut ini penuturannya saat dihubungi Faisal Assegaf dari Tempo melalui telepon selulernya.

Apa komentar Anda soal serangan Israel terhadap misi kemanusiaan ke Gaza?

Itu merupakan kejahatan yang menjadi ciri khas negara Zionis. Tentara Israel biasanya menyerang orang-orang sipil tak berdosa dan orang tidak bersenjata. Mereka juga sering menyerang warga sipil di tempat-tempat yang jauh untuk dijangkau bantuan medis, seperti yang terjadi dua hari lalu. Mereka menyerang bukan untuk apa pun. Ini sebuah langkah menuju terciptanya perang baru.

Apa akibatnya bagi Israel?

Israel telah kehilangan kredibilitas di hadapan masyarakat internasional. Mereka bahkan akan kehilangan kepercayaan dari sekutu mereka, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Saya pikir peristiwa itu akan makin menunjukkan bahwa kamilah yang selama ini menjadi korban, dan mereka penjahatnya.

Sejauh mana Anda yakin sokongan terhadap Israel akan mengendur?

Dukungan terhadap Israel telah hilang sejak Perang Gaza. Pandangan masyarakat internasional telah berubah.

Dengan kenyataan itu, kapan kira-kira blokade atas Gaza diakhiri?

Semua bergantung pada tekanan masyarakat internasional. Untuk saat ini Uni Eropa dan Rusia sudah mulai menyerukan pembukaan perbatasan.

Bagaimana dengan nasib bantuan kemanusiaan itu?

Masyarakat internasional mendesak Israel mengizinkan barang bantuan itu masuk Gaza. Namun sejauh ini belum ada keputusan.

Apa tanggapan warga Gaza atas insiden itu?

Mereka sangat marah, tapi juga senang karena Israel telah kehilangan kredibilitasnya.

Apakah Anda tahu nasib 12 warga Indonesia?

Sejauh ini saya belum memperoleh informasi. Israel menyensor semuanya.

Apakah ini bakal menjadi kekejaman terakhir Israel?

Tentu saja tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar